News  

Sambutan Presiden di Kejagung Pada Pengembalian Uang Sitaan Korupsi CPO Rp 13,2 T : Hukum Jangan Tumpul Keatas Tajam Kebawah Itu Zholim Jahat

Oplus_131072

Faktaexpose.com, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan apresiasinya kepada Kejaksaan Agung atas kerja keras dalam mengembalikan uang hasil sitaan kasus dugaan korupsi ekspor crude palm oil (CPO) senilai Rp 13,2 triliun ke negara.

Dari uang sebesar itu, kata Presiden Prabowo dapat di manfaatkan untuk membangun fasilitas publik seperti sekolah dan kampung nelayan

“Saudara-saudara, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua jajaran, terutama Kejaksaan Agung yang telah dengan gigih bekerja keras untuk bertindak melawan korupsi, manipulasi, penyelewengan.

Saudara-saudara, 13 triliun ini kita bisa memperbaiki, renovasi 8.000 sekolah lebih, 8.000 lebih sekolah,” kata Prabowo saat sambutan dan menyaksikan langsung penyerahan uang sitaan tersebut di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).

Prabowo menuturkan, nilai uang hasil sitaan itu menggambarkan betapa besar potensi pembangunan yang bisa dilakukan apabila kekayaan negara tidak dikorupsi. Ia mencontohkan, dengan dana sebesar Rp 13 triliun, pemerintah juga bisa mempercepat pembangunan kampung nelayan modern di seluruh Indonesia.

“Kalau satu kampung nelayan kita anggarkan Rp 22 miliar, kampung untuk nelayan dengan fasilitas yang selama 80 tahun Republik Indonesia berdiri tidak pernah diperhatikan dan tidak pernah diurus,” tuturnya.

 

Presiden mengungkapkan, setiap kampung nelayan dapat menampung ribuan kepala keluarga dan meningkatkan taraf hidup jutaan rakyat Indonesia.

 

“Satu kampung nelayan tuh kepala keluarganya 2.000. Jadi kalau dengan istri dan anak tiga itu 5.000 per desa. Kalau kali 1.000 itu 5 juta, 5 juta orang Indonesia bisa hidup layak. Itu kalau 1.000, kalau 600 berarti 5 juta rakyat Indonesia. Ini saya ibaratkan arti daripada uang yang nyaris hilang,” ujarnya.

Prabowo menilai, kasus dugaan korupsi ekspor CPO mencerminkan bentuk penyimpangan serius yang merugikan bangsa. Ia menegaskan bahwa sumber daya alam Indonesia seharusnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

“Dan ini baru satu sektor, kelapa sawit, dan satu bentuk penyimpangan yaitu tidak diutamakan atau tidak dipatuhi kewajiban untuk menyediakan kebutuhan bangsa dan negara, padahal ini adalah bumi dan air milik bangsa Indonesia. Hasilnya diambil, dikeruk, dibawa ke luar negeri, rakyat dibiarkan kesulitan minyak goreng untuk berminggu-minggu,” tandas dia.

Presiden menyampaikan pesan pada sambutannya kepada penegak hukum, Dalam penegakan hukum untuk tidak tumpul keatas tajam kebawah. Hal itu la ceritakan seorang anak SD mencuri ayam dan juga seorang ibu mencuri pohon.

” Saya ingat benar ada anak SD, anak dibawah umur ditangkap karena mencuri ayam, saya ingat benar ini tidak masuk di akal, hakim jaksa ada apa ngejar,” kata Presiden.

Masih Presiden mengutarakan , Ada lagi ibu ibu ditangkap mencuri pohon, mungkin ingat juga peristiwa itu, ada apa,? penegak hukum harus punya hati, jangan istilahnya apa, tumpul keatas tajam ke bawah, itu zholim, itu jahat, orang kecil, orang lemah harus dibela harus dibantu,” ungkap Presiden.

Presiden mengimbau untuk penegak hukum agar bijak. Hal yang diceritakan Presiden peristiwa terjadi pada anak pencurian ayam.

” Kalau bisa membantu anak itu mengganti uang untuk ayam yang dicuri. Anak itu saya ingat, saya panggil ke Hambalang saya kasih bea siswa, hal hal ini saya percaya tidak akan terjadi lagi,” pungkas Presiden.

(Ws/Yns)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *