Majelis Mahayana Indonesia Banten (MAHASI) Gelar Bikin Onde Onde Di Sekarwangi Neglasari Sambut Jelang Akhir Tahun

oleh -345 Dilihat
oleh

Faktaexpose.com Tangerang – Berbagai kegiatan bernuansa kebudayaan jelang akhir tahun, banyak dilakukan masyarakat etnis Tionghoa, khususnya di kota Tangerang

Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga sekarang yakni bikin onde-onde bersama.

Terkesan agak simpel, namun ternyata ada makna tersendiri dari aktivitas mengonsumsi makanan yang berbahan dasar tepung beras ketan dan berbentuk bulat ini.

Ketua MAHASI Majelis Mahayana Indonesia Rober t mengatakan, tujuan buat dan makan onde-onde adalah untuk kebersamaan.
Bukan Sekedar Pesta, Ini Makna Makan Onde-onde Bersama di Kalangan Masyarakat Benteng Tangerang

Menurut Robert saat ini anak muda justru lupa pada tradisi leluhur mereka dan cenderung lebih individualis.

“Kita ingin melestarikan budaya leluhur kita. Ini kita tanamkan pada anak muda,” ujarnya.

Untuk merayakan bikin onde-onde setiap tahun

Berbagai macam onde-onde yang dibuat oleh ibu ibu yang ikut merayakan.

Ada berbagai macam warna onde-onde bisa juga dengan kuah jahe tersebut disajikan dan siap memanjakan lidah.

Pada kesempatan sama, Anggota DPRD Tangerang Kota Santa mengatakan, lebih dari sekadar pesta, makan onde-onde bersama, untuk menyatukan keluarga, kerabat dan sanak saudara.

Baca Juga  Klarifikasi Ambulance TAM, Terkait Pungli Pelayanan Antar Jenazah Ke Jember

Tentunya, lanjut Santa, dengan menjalin silaturahmi, diharapkan dapat memanjangkan umur.

“Makan onde-onde seperti menambah umur. Kita makan onde-onde Pagi ini, berarti keesokannya diharapkan nambah umur satu tahun,” katanya.

“Makan onde-onde merupakan kebersamaan. Onde-onde bentuknya bulat, itu filosofinya agar kita bersatu dalam satu balutan kebersamaan. Kenapa onde-onde lengket? Filosofinya, kita harus lengket dan tidak boleh terpecah satu sama lain, apalagi sama keluarga,” papar Robert saat acara Bikin onde di lokasi cetiya Dhamma Desana Kwan im bio sekarwangi sewan neglasari tangerang Selasa (21/12/2021).

Dilanjutkannya, tradisi ini tentunya tidak absen untuk dirayakan oleh setiap keluarga Tionghoa setiap tahunnya.tetapi karena sempat pandemi 2 tahun, maka tahun ini baru dilaksanakan lagi biasanya Saat pandemi bikin dirumah masing masing.

Dirinya pun bertekad ingin terus menghidupkan dan menyosialisasikan salah satu budaya masyarakat Tionghoa ini agar generasi anak anak tetap melanjutkan terus.(wit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *